Tuesday, 28 February 2012

BUDAYA ORANG BANJAR

Bismillahirrahmanirrohim,..

Berikut beberapa kesenian/budaya khas daerah Kalimantan Selatan yang pada masa sekarang ini tampaknya sudah menjadi asing bagi masyarakatnya sendiri. Untuk itu di sini aku akan memberikan sedikit gambaran dari kesenian-kesenian/budaya-budaya tersebut agar setidaknya kita (khususnya masyarakat Kal-Sel), masih bisa mengenal, mencintai, melestarikan dan mengembangkan kesenian/budaya khas daerah kita yaitu Kalimantan Selatan.
1. MADIHIN 
Madihin berasal dari kata madah dalam bahasa Arab artinya nasihat, tapi bisa juga berarti pujian. Puisi rakyat anonim Banjar di Kalsel saja. Sehubungan dengan itu, definisi Madihin dengan sendirinya tidak dapat dirumuskan dengan cara mengadopsinya dari khasanah di luar folklor Banjar. bergenre Madihin ini cuma ada di kalangan etnis. Selain itu madihin juga di artikan sebagai kesenian khas banjar (kal-sel), madihin adalah sejenis kesenian bermusik yang menggunakan gendang seperti rebana dan pelantun yang berkata bijak, biasanya kata-kata dari pelantun madihin keluar secara sendirinya tanpa dibuat atau dihafal sebelum bermadihin, jadi tidak semua orang bisa menjadi pelantun madihin. madihin bisa dimainkan sendiri ataupun berdua dengan bergantian. di daerah banjar sendiri pelantun madihin yang lumayan terkenal seperti jon tralala atau aam danau panggang.


Gambar 1. Madihin

2. BAUSUNG
 
Budaya bausung adalah salah satu budaya unik yang tumbuh dan berkembang di Kalimantan Selatan. Bausung diambil dari kata usung artinya gendong. Sepasang mempelai sebelum disanding di pelaminan terlebih dahulu diusung oleh dua orang penari. Diiringi gamelan, dua orang penari sambil menggendong kedua mempelai menari mengikuti irama gamelan ditengah pandangan para undangan yang menyaksikan acara tersebut.

Gambar 2. Pengantin Bausung

3. TANGLONG


Tradisi budaya suku Banjar yang satu ini, menjadi salah satu warisan yang masih dipertahankan dari Ramadan ke Ramadan. Namanya Tanglong Salikuran atau Pawai Lampion Hias  pada Malam 21 Ramadan. Kemeriahan pun terpancar di sepanjang jalan-jalan utama Banjarmasin yang menjadi rute pelintasan peserta pawai tanglong.
Lampion yang diarak, bukan lampion biasa. Sebab bentuk dan model lampionnya merupakan simbol kegiatan keislaman. Dari bentuk miniatur masjid, onta padang pasir, jamaah haji, rumah adat Banjar, beduk hingga  bentuk replika burung buraq. 
Bahan lampion menggunakan kertas  berwarna warni dan sejumlah kain yang ditopang rotan dan bilah bambu sebagai kerangka. Pembuatan tanglong biasanya dikerjakan keroyokan dengan dana urunan (patungan) antarwarga. Diperlukan waktu seminggu hingga 15 hari untuk membuatnya. Lampion ini biasanya dibuat di atas becak, sepeda, sepeda motor, hingga mobil.
Konon tradisi tanglong ini sudah ada sejak munculnya Islam di tanah Banjar. Dulunya warga akrab dengan Badadamaran atau menyalakan lampu dari getah kayu damar. Lampu-lampu pelita ini biasanya mereka pajang di halaman rumah dan pinggiran jalan sejak malam 21 Ramadan hingga menjelang Lebaran.
Namun sejak 25 tahun silam, tradisi badadamaran ini memudar seiring habisnya damar dan tergantikan dengan pelita dari sumbu kain yang diletakkan di botol syrup bekas atau kaleng kemasan. Seiring waktu, tradisi memajang lampu ini perlahan bergeser pola dan bentuknya.
Tidak lagi sekadar nyala lampu tetapi tergantikan dengan lampion-lampion bersolek dengan warna-warna cemerlang yang berbentuk simbol dan panji keislaman. Sehingga suasana kemeriahan Ramadan terus terjaga di malam hari, terutama bagi warga yang kerap beritikaf di malam-malam ganjil bulan Ramadan.
Sebab di malam-malam itu pula Allah SWT menjanjikan akan menurunkan Lailatul Qadar, sebagai malam paling dinanti dan diimpikan umat muslim di segala semesta alam. (***)

  Gambar 3. Tanglong

Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Blog TPL KALSEL
Tambah Yuk


Artikel Terkait:

Widget by:TPL KALSEL |TPL hulusungaiutara

1 comments:

Unknown said...

Ka, uln copy lah.
Artikel amuntaix bagus. Uln kd sempat b'olah, untungx ad orng amt yg peduli ky p, yg mau mengexiskan nama amt 'n bdya x. Sukses slalu buat kk. Amiin Amiiin Ya rabbalAlamiin

Post a Comment

 

About Me

My Photo
MAULIDA
amuntai, kalimantan selatan, Indonesia
View my complete profile

My Blog List

Followers

© 2009 powered by Blogger.com | Designed by TPL tplhulusungaiutara